Mengenal Teknik Tatah Sungging dalam Pembuatan Wayang Kulit

Mengenal Teknik Tatah Sungging dalam Pembuatan Wayang Kulit

Wayang kulit merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Dibuat dari kulit hewan yang diolah secara khusus, wayang kulit tidak hanya berfungsi sebagai media pertunjukan, tetapi juga menjadi simbol kebudayaan yang kaya akan filosofi dan estetika. Dalam proses pembuatannya, terdapat teknik khusus yang disebut tatah sungging, yaitu teknik memahat dan mewarnai wayang kulit agar memiliki bentuk dan detail yang indah. Teknik ini membutuhkan keterampilan tinggi serta ketelatenan agar menghasilkan wayang berkualitas yang memiliki nilai seni dan estetika tinggi.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai teknik tatah sungging dalam pembuatan wayang kulit, mulai dari sejarah, proses, alat yang digunakan, hingga upaya pelestariannya.
Sejarah Teknik Tatah Sungging
Teknik tatah sungging telah digunakan oleh para pengrajin wayang sejak zaman kerajaan di Nusantara. Dalam sejarahnya, wayang kulit berkembang pesat pada masa Kerajaan Majapahit dan Kesultanan Mataram, di mana seni pahat dan lukis telah menjadi bagian penting dalam budaya kerajaan.
Pada masa itu, pembuatan wayang kulit dilakukan oleh para empu atau seniman khusus yang memiliki keahlian dalam mengolah kulit hewan menjadi tokoh-tokoh pewayangan. Mereka menggunakan alat-alat sederhana untuk menatah dan mewarnai wayang, tetapi hasilnya tetap memiliki detail yang luar biasa. Hingga kini, teknik tatah sungging tetap menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembuatan wayang kulit, diwariskan dari generasi ke generasi di kalangan pengrajin wayang.

Proses Pembuatan Wayang Kulit dengan Teknik Tatah Sungging

Pembuatan wayang kulit dengan teknik tatah sungging terdiri dari beberapa tahapan penting yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan tinggi. Berikut adalah proses lengkapnya:

1. Persiapan Bahan
Wayang kulit dibuat dari kulit hewan, biasanya kulit kerbau, karena memiliki serat yang kuat dan fleksibel. Selain itu, ada juga yang menggunakan kulit sapi atau kambing, meskipun kualitasnya tidak sekuat kulit kerbau.
Sebelum digunakan, kulit harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu, seperti:
  • Pembersihan: Kulit direndam dan dikeringkan untuk menghilangkan sisa daging atau bulu.
  • Pematangan: Kulit dijemur hingga kering dan dipukul-pukul agar seratnya lebih padat dan kuat.
  • Perataan: Kulit yang sudah kering kemudian diratakan agar memiliki ketebalan yang sesuai.
2. Teknik Tatah (Memahat Wayang)
Setelah bahan siap, proses tatah atau pemahatan dimulai. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis tatah (pisau kecil khusus) untuk membentuk pola dan motif pada permukaan kulit.
Langkah-langkah dalam proses tatah meliputi:
  • Pembuatan Pola: Bentuk wayang digambar di atas kulit menggunakan pensil atau tinta.
  • Pemotongan Bentuk Dasar: Kulit dipotong sesuai pola menggunakan alat tatah besar.
  • Pengerjaan Detail: Lubang-lubang kecil dan motif diukir menggunakan tatah kecil. Proses ini sangat penting karena menentukan tingkat keindahan wayang.
Pada tahap ini, seorang pengrajin harus memiliki keterampilan tinggi agar tidak merusak kulit dan tetap menjaga keseimbangan antara bentuk dan detail.

3. Teknik Sungging (Pewarnaan Wayang)
Setelah proses tatah selesai, tahap selanjutnya adalah sungging, yaitu pewarnaan wayang kulit agar lebih hidup dan menarik. Pewarnaan ini biasanya menggunakan cat khusus, seperti cat minyak atau cat air, tergantung pada jenis wayang yang dibuat.
Langkah-langkah dalam proses sungging meliputi:
  • Pemilihan Warna: Warna yang digunakan harus sesuai dengan karakter tokoh dalam pewayangan. Misalnya, tokoh ksatria seperti Arjuna biasanya diberi warna kulit kuning keemasan, sementara raksasa seperti Rahwana diberi warna merah atau hitam.
  • Pengaplikasian Warna: Cat diaplikasikan dengan kuas kecil agar hasilnya halus dan rapi.
  • Penambahan Prodo (Emas): Untuk wayang kelas premium, biasanya ditambahkan prodo emas, yaitu lembaran emas atau bubuk emas yang ditempelkan pada bagian tertentu agar terlihat lebih mewah.
4. Pemasangan Gapit (Pegangan Wayang)
Setelah pewarnaan selesai, langkah terakhir adalah pemasangan gapit, yaitu pegangan wayang yang biasanya terbuat dari bambu atau tanduk kerbau. Gapit ini dipasang dengan paku kecil agar wayang dapat digerakkan dengan mudah saat dimainkan oleh dalang.
Alat-Alat yang Digunakan dalam Tatah Sungging
Teknik tatah sungging membutuhkan berbagai alat khusus, antara lain:
Tatah (Pisau Kecil): Digunakan untuk memahat dan membentuk detail wayang. Ada berbagai jenis tatah, mulai dari tatah besar hingga tatah kecil untuk detail halus.
  1. Palet Kayu: Sebagai alas saat menatah agar kulit tidak rusak.
  2. Kuas dan Cat: Digunakan dalam proses pewarnaan (sungging).
  3. Palu Kecil: Untuk membantu proses pemotongan dan pemahatan kulit.
  4. Gunting Tajam: Digunakan untuk memotong bagian yang lebih besar.
  5. Paku Kecil dan Lem: Untuk pemasangan gapit atau pegangan wayang.
Tantangan dalam Teknik Tatah Sungging
Meskipun memiliki nilai seni tinggi, teknik tatah sungging menghadapi berbagai tantangan, seperti:
  • Kurangnya Regenerasi Pengrajin: Tidak banyak generasi muda yang tertarik mempelajari teknik ini, sehingga jumlah pengrajin wayang kulit semakin berkurang.
  • Persaingan dengan Produk Modern: Wayang kulit harus bersaing dengan produk seni digital dan souvenir modern yang lebih mudah dibuat.
  • Minimnya Dukungan dan Promosi: Kurangnya promosi dan edukasi tentang tatah sungging membuat banyak orang tidak menyadari pentingnya teknik ini sebagai warisan budaya.
Upaya Pelestarian Teknik Tatah Sungging
Untuk menjaga keberlanjutan teknik tatah sungging, berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain:
  • Edukasi dan Pelatihan: Mengadakan pelatihan bagi generasi muda untuk belajar teknik tatah sungging.
  • Inovasi dalam Desain: Mengembangkan desain wayang kulit yang lebih modern tanpa meninggalkan unsur tradisional.
  • Promosi melalui Media Digital: Memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk memasarkan produk wayang kulit secara lebih luas.
  • Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat: Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para pengrajin yang masih melestarikan teknik ini.
Kesimpulan
Teknik tatah sungging adalah inti dari pembuatan wayang kulit yang membutuhkan keterampilan dan ketelatenan tinggi. Dari proses pemahatan hingga pewarnaan, setiap tahapan dalam tatah sungging mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan.
Dengan adanya upaya pelestarian, baik melalui edukasi, inovasi, maupun promosi, diharapkan seni wayang kulit dan teknik tatah sungging tetap bertahan dan terus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Marketplace :

Cp Nakiroh Business : +6289670136567
Instagram : @nakirohbusiness 

#wayangkulit #senitradisi #budayanusantara #nakirohbusiness #tatahsungging #wayangkulitindonesia #diy #senimelukis #melukis #wayang #wayangjawa #budayajawa #cakpercil #dalang #dagelanjowo #wayangindonesia #peyemanianusantara #sahabatcakpercil #dagelan #masokpakeko #cakkuntet #guyonwaton #peyemania #peye #kisenonugroho #cakpercilcakyudho #guyonmatoncakpercilcs #sahabat #indonesia #guyonmatonpercilcs #jawatengah #jawatimur #guyonwatonofficial #budayaindonesia #seni #surakarta #wayangkulitpurwa #sobatambyar #lawakan #gamelanjawa #wayangjowo #jawa #jogja #pwks #sindenautoperformance #dalangseno #sobatngebyar #gamelan #dangdut #campursari #yogyakarta #temanggung #kejawen #isisolo #jualgamelan #pengrajin #art #wayangan #isijogja #mcqueenyaqueen #budaya

Posting Komentar

0 Komentar